Assalamualaikum Wr Wb
Hat Yai, Thailand, 8 November 2014
Kholid Rosyidi MN
Penulis dan Motivator
Fb:kholid rosyidi muhammad nur
Twitter: @kholidrosyidi
Lama tidak mengunjungi halaman ini, semakin hari
semakin sibuk dan alhamdulilah semua telah berubah, Allah SWT memberikan
kesempatan bagi saya untuk melanjutkan study master di Prince Of Songkla
University Thailand, disini saya harus berjuang untuk meraih mimpi, prinsip
yang ada dipikiran saya adalah berani untuk mencoba hal-hal besar dan jangan
pernah takut untuk bermimpi kita harus memiliki strategi untuk menggapai
cita-cita dan pastinya harus rela mengambil resiko, memang tidak mudah untuk
mengambil suatu keputusan, saya harus meninggalkan keluarga untuk study lanjut
dan meninggalkan semua yang telah saya bangun saat ini beberapa project buku,
editing, contributor dan admin didunia kepenulisan saya tinggalkan semuanya
berat rasanya tapi itulah perjuangan namun saya tidak meningkalkan kewaiban yang
telah sepakati masih ada 2 buku yang harus terbit tahun depan jadi untuk itu
saya tidak bisa meninggalkannya..ehm jadi curhat nih..he tapi tak apalah..ok
kita lanjut..
Sebenarnya menulis pengalaman disini juga atas
permintaan dari kawan-kawan yang ingin sharing bersama saya, mereka banyak
menanyakan bagaimana cara bisa sukses? Saya sampaikan bahwa tugas kita hanya
berusaha dan Allah SWT yang menentukan kita layak sukses atau tidak tapi mimpi
yang kita miliki harus di intepretasikan dalam doa yang selalu kita panjatkan
pada Allah SWT dan tak lupa ridho orang tua juga tidak kalah pentingnya bagi
kita. Sekedar cerita tahun lalu sebenarnya saya sudah mulai mencari beasiswa
keluar negeri dan salah satunya di Saint Paul University Philipina dan mencoba
untuk apply beasiswa dikti namun tidak berhasil dengan alasan bahwa universitas
tersebut tidak lagi masuk dalam list dikti padahal banyak mahasiswa dari Indonesia
yang kuliah disana sungguh tidak masuk akal bagi saya tapi saya tidak berputus
saya hanya berfikir kok saya tidak lolos? Ada pertanyaan besar yang melingkupi
hati, saya coba berfikir dan akhirnya teringat ketika saya meminta restu pada
ibu, saya sedikti menemukan ekspresi yang tidak biasanya, saya menangakap bahwa
ibu tidak mengizinkan saya untuk berangkat ke Filipina tapi karena beliau tahu
tabiat saya , beliau mengiyakan saja, setelah mengingat kejadian itu saya langsung
pulang kerumah dan meminta maaf pada ibu serta menanyakan apakah ibu tidak
ridho kalau saya ke luar negeri? beliau menjawab “ iya ibu sebenarnya berat
belum lagi istrimu hamil besar, apa gak lebih baik cari di Indonesia saja?”
kemudian saya jelaskan yang intinya saya ingin mencoba hal-hal besar
dikehidupan ini dan akhirnya beliau mengerti, tapi ditengah ketidak berhasilan
saya ke Filipina ada hikmah besar didalamnya beberapa bulan setelah pengumuman Filipina
diterjang oleh topan dahsyat yaitu topan haiyan dan wilayah yang terkena
musibah tersebut dekat dengan kampus yang akan saya tempati nantinya saya tak
henti-henti berucap syukur kalau mengingat kejadian tersebut.
Setahun setelah itu saya mencoba kembali untuk
apply ke Thailand tepatnya di PSU dengan mencoba beasiswa dari sana, kebetulan
teman kakak ipar saya ada yang kuliah disana dan orangnya sungguh baik
sekali..ehm untuk menjaga amal kebaikannya supaya tetap mengalir deras saya
rahasiakan saja namanya..he karena dia pasti membaca tulisan ini..he yang jelas
akan saya ingat sampai kapanpun, dengan dibantu beliau saya mulai mempersiapkan
persyaratan dan semua yang dibutuhkan untuk pendaftaran dan tak lupa saya meminta
kembali restu ibu mengapa bukan restu bapak?..he karena ayah saya sudah perpesan
dimanapun kamu berada Allah SWT akan menjagamu” dalam masalah ini bapak lebih
ikhlas, kemudia saya datang dan menyampaikan kalau saya ingin mencoba mendaftar
ke Thailand dan saya sampaikan kalau ibu tidak ridho maka saya akan gagalkan,
ibu Cuma tersenyum karena sudah tidak ada alasan lagi sekarang putra saya sudah
lahir walau masih kecil tapi saya yakin istri saya cukup tabah karena kita
sudah komitmen dari sejak awal pernikahan, pemikiran saya waktu itu semakin
saya menunda untuk keberangkatan saya untuk study lanjut maka saya akan kalah
dalam persaingan di dunia pendidikan karena peraturan pemerintah untuk tahun
2014 dosen sudah harus S2, akhirnya ibu merestui saya dan sudah bisa ditebak
dalam pengumuman pada bulan juli 2014 nama saya tercantum sebagai penerima
beasiswa PSU tahun 2014.
َوَعَنْ
عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ عُمَرَ -رَضِيَ
اَللَّهُ عَنْهُمَا-, عَنْ اَلنَّبِيِّ صلى
الله عليه وسلم قَالَ:
( رِضَا اَللَّهِ فِي رِضَا اَلْوَالِدَيْنِ,
وَسَخَطُ اَللَّهِ فِي سَخَطِ اَلْوَالِدَيْنِ
) أَخْرَجَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ وَالْحَاكِمُ
“Dari Abdullah Ibnu Amar al-’Ash Radliyallaahu
‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Keridloan Allah
tergantung kepada keridloan orang tua dan kemurkaan Allah tergantung kepada
kemurkaan orang tua.” Riwayat Tirmidzi. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan
Hakim.”
Hat Yai, Thailand, 8 November 2014
Kholid Rosyidi MN
Penulis dan Motivator
Fb:kholid rosyidi muhammad nur
Twitter: @kholidrosyidi
No comments:
Post a Comment