Dimulai dari persiapan, belajar di
luar negeri bukan lagi suatu hal yang sulit untuk diraih, karena perkembangan
komunikasi dan internet yang semakin mudah sehingga kita bisa mengakses
informasi dimanapun kapan pun, ketika saya mencoba untuk mendaftar beasiswa ke
luar negeri ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan terutama bahasa,
kemampuan bahasa inggris sangat diperlukan untuk kuliah keluar negeri oleh
karena itu sebelum mendaftar saya kurus bahasa inggris terlebih dahulu
disela-sela saya mengajar.
Saya mendaftar di
Prince Of Songkla University Thailand untuk master of nursing untuk mendapatkan
Letter Of Acceptance (LOA) kemudian saya mencoba mendaftar secara online
beasiswa Thailand’s educations hub for southern region of ASEAN countries
(TEH-AC) yang dikhususkan untuk mahasiswa Master dan Phd, ada dua tahap seleksi
yang pertama seleksi berkas dan yang kedua seleksi wawancara online menggunakan
skype dan alhamdulilah saya dinyatakan lulus.
Suasana di Thailand sungguh menyenangkan karena saya
mudah beradaptasi, Thailand memiliki
cuaca yang sama dengan Indonesia yang hanya dua musim saja, mungkin yang
berbeda hanya masalah makanan, Makanan di Thailand sungguh berbeda dengan
Indonesia, hanya ada dua rasa dominan disana yaitu kecut dan pedas beberapa
masakan memiliki kombinasi keduanya, cukup sulit bagi saya untuk beradaptasi
karena lidah saya adalah lidah Madura Jawa
yang sangat mengidamkan makanan asin dan manis..he
Di Thailand mayoritas beragama Budha
kurang lebih 90 persen namun saya kebetulan berada di Thailand selatan tepatnya
di provinsi Songkhla kota Hat Yai yang banyak orang muslim disana, terdapat 3
provinsi mayoritas muslim antara lain Pattani, Narathiwat, Yala dan berdekatan
dengan Malaysia jadi saya tidak kesulitan untuk menemukan makanan halal, cara
membedakannya cukup mudah di warung yang menjajakan makanan halal pasti ada
logo yang cukup besar bertuliskan halal karena Thailand memiliki sertifikasi
halal international dan salah satu pengekspor makanan halal dunia.
Kholid Rosyidi MN foto bersama international student di PSU |
Kendala terbesar di Thailand dalam
kehidupan sehari-hari diluar kuliah adalah bahasa, disana baik masyarakat
maupun mahasiswa Thailand jarang sekali fasih berbahasa inggris karena memang
mereka sangat memegang teguh budaya setempat, nasionalismenya juga cukup baik
menurut saya, contoh di sana tiap pagi jam 8 dan sore jam 5 seluruh stasiun tv
menayangkan lagu kebangsaan dan semua yang mendengar dan melihat berdiri
mematung, mendengarkan dan meninggalkan seluruh aktifitas yang ada, namun saya
hanya sedikit belajar bahasa Thailand, bahasa Thai bahasa yang gampang-gampang
susah menurut saya karana memerlukan pengucapan dan intonasi yang berbeda
contoh satu kata dengan 3 intonasi berbeda dapat menghasilkan 3 arti yang
berbeda dan pengucapanya kebanyakan mendengung atau idghom bigunnah kalau dalam
tajwid..he
Untuk perkuliahan karena
saya mahasiswa international student pasti menggunakan bahasa inggris kebetulan
dosen saya kebanyakan lulusan dari US sehingga memiliki kemampuan bahasa
inggris diatas rata-rata sehingga memudahkan saya dalam memahami perkuliahan,
awalnya saya sulit beradaptasi karena disemester awal dosen bisa mengajar 4 jam
untuk satu mata kuliah saya sampai terkantuk-kantuk karena terbiasa 1 jam
pelajaran di Indonesia 45 menit mungkin diatas 90 menit saya sudah merasa bosan..he,
namun tetap saya jalani karena materinya menarik dan memberikan pengetahuan
baru bagi saya.
Saya akui stamina
dosen-dosen di Thailand cukup prima bagaimana tidak saya pernah diajak night
party oleh dosen pada malam minggu sampai jam 2 malam kita tidak tidur
bernyanyi dan mengikuti berbagai acara yang telah dibuat sampai dan tidur
sebentar kemudian lanjut jam 7 pagi sampai acara selesai jam 10 pagi kemudian
kami pulang dan jam 1 kita ada kuliah dan
yang mengisi kuliah adalah dosen yang night party pada malam harinya
namun mereka tanpa sedikitpun terlihat lelah mereka sungguh professional dan
dapat membagi waktu secara efekti ketika harus refresing murni untuk refresing
tidak melulu membahas perkulihan namun ketika kuliah mereka sangat serius dan
terbuka pada pengetahuan baru dalam perkuliahan saya tidak mengalami kendala
karena disini sarana dan prasarannya cukup memadai semua serba multimedia, saya
tinggal di international dorm khusus untuk mahasiswa internasional.
Kebetulan di tempat
saya kuliah banyak mahasiswa Indonesia yang kuliah disana dari berbagai jurusan
yang tergabung dalam persatuan mahasiswa Indonesia Thailand (PERMITHA) disana
juga banyak sekali kegiatan yang kami buat untuk mengisi waktu luang mulai dari
olah raga, keagamaan dan juga jalan-jalan pastinya sehingga kita tidak jenuh
dalam perkulihan.
Kholid Rosyidi MN
Artikel ini berdasarkan Jawa Post "Radar Jember" tanggal 10 Januari 2015
Jawa post "Radar Jember" 10 Januari 2015 |
No comments:
Post a Comment