Kapten Cba Ferry Herdiyanto
atau biasa dipanggil Ferry adalah Anak ke tujuh dari sepuluh bersaudara Tidak
ada yg istimewa dalam keluarganya, sama seperti keluarga yg lain pada umumnya,
hanya saja keluarga Ferry lebih mengedepankan kedisiplinan karena Pekerjaan
orang tuanya adalah pensiuan TNI. Kedisiplinan orang tua Ferry dituangkan dalam
kehidupan sehari-hari, mulai dari pergaulan, aktifitas sehari-hari dan lain
sebagainya, namun yang paling penting dia dididik untuk mendapatkan sesuatu itu
perlu usaha, keringat, pengorbanan dan doa...banyak hal yg harus di korbankan
untuk mewujudkan cita-cita itu yang paling diingat olehnya.
Semasa sekolah di SMAN
1 Kalisat dia jg sama dengan kebanyakan anak-anak SMA lainnya tidak ada yg
menonjol dari segi prestasi bisa dikatakan dia anak rata-rata..tapi mungkin
tekad dan kemauan dia yang membedakan dengan yang lain, .. tapi siapa sangka
dia memiliki cita-cita masuk Taruna Akmil, sekolah bergengsi dengan seleksi
yang cukup ketat dan hanya segelitir orang diseluruh Indonesia yang dapat lolos
seleksi, tidak banyak orang tahu akan cita-citanya itu, yang aku tahu Ferry
cukup disiplin dalam olahraga, mungkin karena dia tahu betul syarat untuk
menjadi taruna Akmil adalah sehat secara fisik, mental dan kecerdasan pastinya,
untuk dia mengambil jurusan Ilmu pengetahuan alam (IPA) dan tekun belajar untuk
selalu mendapat nilai minimal tujuh di semua mata pelajaran, untuk itu dia ikut
ekstrakurikuler yg masih ada kaitannya dengan mata pelajaran seperti bahasa
inggris dan matematika karena disekolah kita ada ekstra tersebut selain ekstra
yg lain dan perlu diketahui ekstra bahasa inggris dan matematika kebanyakan
diikuti oleh siswi perempuan tapi Ferry tidak peduli.
Ferry tipikal orang
yang tidak pintar dia hanya tekun belajar, kalau ada soal yang tidak
dipahaminya dia akan bertanya ketika guru menghampirinya, dia juga seorang yang
pemalu, untuk masalah pergaulan dia tidak neko-neko, semua aturan disekolah
selalu ditaati walaupun postur tubuhnya tinggi besar Ferry tidak pernah
sekalipun terlibat pertikaian disekolah.
Berkat ketekunannya
Ferry mendapatkan nilai rata-rata diatas tujuh untuk semua nilai Ujian nasional
dengan nilai tersebut dia mencoba mendaftar Taruna Akmil dan alhamdulilah
ketika ada teman-teman yang berkali-kali mengikuti seleksi baru di terima tapi
tidak dengan Ferry, cukup sekali dia mengikuti seleksi sudah diterima,
alasannya karena dia sudah menyiapkannya selama tiga tahun, kesabarannya
akhirnya membuahkan hasil.
Aku pernah bertanya
padanya
"Fer
kenapa kamu tidak bilang pada teman-teman kalau mengikuti seleksi taruna
akmil?" Karena kita sebagai teman baru tahu
ketika dia dinyatakan lolos.
Sambil tersenyum dia
menjawab "kalau gak diterima kan
malu..he"
Ferry tidak taqabur
dalam meraih cita-cita karena banyak
teman yang jauh-jauhari sudah koar-koar untuk mengikuti seleksi namun tidak
lulus-lulus mungkin itu juga salah satu kuci suksesnya karena baginya
kebanggaan tidak berarti apa-apa dia tahu betul bahwa apa yang diraihnya tidak
lepas dari pertolongan Allah SWT, begitu juga jabatan yang diraihnya saat ini.
Ketika aku
mewawancarainya dia menyampaikan kalau tidak ada yang bisa menggantikan kerja
keras dan doa, itulah kunci kesuksesannya, sekarang Ferry bertugas sebagai
Kapten Cba di Timika Papua dengan status sudah menikah dan dikaruniai dua orang
anak.
No comments:
Post a Comment