Monday, March 27, 2017

[Kisah Inspiratif] Proses Tidak Akan Menghianati Hasil

Kapten Cba Ferry Herdiyanto atau biasa dipanggil Ferry adalah Anak ke tujuh dari sepuluh bersaudara Tidak ada yg istimewa dalam keluarganya, sama seperti keluarga yg lain pada umumnya, hanya saja keluarga Ferry lebih mengedepankan kedisiplinan karena Pekerjaan orang tuanya adalah pensiuan TNI. Kedisiplinan orang tua Ferry dituangkan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari pergaulan, aktifitas sehari-hari dan lain sebagainya, namun yang paling penting dia dididik untuk mendapatkan sesuatu itu perlu usaha, keringat, pengorbanan dan doa...banyak hal yg harus di korbankan untuk mewujudkan cita-cita itu yang paling diingat olehnya.


Semasa sekolah di SMAN 1 Kalisat dia jg sama dengan kebanyakan anak-anak SMA lainnya tidak ada yg menonjol dari segi prestasi bisa dikatakan dia anak rata-rata..tapi mungkin tekad dan kemauan dia yang membedakan dengan yang lain, .. tapi siapa sangka dia memiliki cita-cita masuk Taruna Akmil, sekolah bergengsi dengan seleksi yang cukup ketat dan hanya segelitir orang diseluruh Indonesia yang dapat lolos seleksi, tidak banyak orang tahu akan cita-citanya itu, yang aku tahu Ferry cukup disiplin dalam olahraga, mungkin karena dia tahu betul syarat untuk menjadi taruna Akmil adalah sehat secara fisik, mental dan kecerdasan pastinya, untuk dia mengambil jurusan Ilmu pengetahuan alam (IPA) dan tekun belajar untuk selalu mendapat nilai minimal tujuh di semua mata pelajaran, untuk itu dia ikut ekstrakurikuler yg masih ada kaitannya dengan mata pelajaran seperti bahasa inggris dan matematika karena disekolah kita ada ekstra tersebut selain ekstra yg lain dan perlu diketahui ekstra bahasa inggris dan matematika kebanyakan diikuti oleh siswi perempuan tapi Ferry tidak peduli.

Ferry tipikal orang yang tidak pintar dia hanya tekun belajar, kalau ada soal yang tidak dipahaminya dia akan bertanya ketika guru menghampirinya, dia juga seorang yang pemalu, untuk masalah pergaulan dia tidak neko-neko, semua aturan disekolah selalu ditaati walaupun postur tubuhnya tinggi besar Ferry tidak pernah sekalipun terlibat pertikaian disekolah.
Berkat ketekunannya Ferry mendapatkan nilai rata-rata diatas tujuh untuk semua nilai Ujian nasional dengan nilai tersebut dia mencoba mendaftar Taruna Akmil dan alhamdulilah ketika ada teman-teman yang berkali-kali mengikuti seleksi baru di terima tapi tidak dengan Ferry, cukup sekali dia mengikuti seleksi sudah diterima, alasannya karena dia sudah menyiapkannya selama tiga tahun, kesabarannya akhirnya membuahkan hasil.
Aku pernah bertanya padanya
"Fer kenapa kamu tidak bilang pada teman-teman kalau mengikuti seleksi taruna akmil?" Karena kita sebagai teman baru tahu ketika dia dinyatakan lolos.
Sambil tersenyum dia menjawab "kalau gak diterima kan malu..he"
Ferry tidak taqabur dalam  meraih cita-cita karena banyak teman yang jauh-jauhari sudah koar-koar untuk mengikuti seleksi namun tidak lulus-lulus mungkin itu juga salah satu kuci suksesnya karena baginya kebanggaan tidak berarti apa-apa dia tahu betul bahwa apa yang diraihnya tidak lepas dari pertolongan Allah SWT, begitu juga jabatan yang diraihnya saat ini.

Ketika aku mewawancarainya dia menyampaikan kalau tidak ada yang bisa menggantikan kerja keras dan doa, itulah kunci kesuksesannya, sekarang Ferry bertugas sebagai Kapten Cba di Timika Papua dengan status sudah menikah dan dikaruniai dua orang anak.

No comments:

Post a Comment